MAKALAH
FILSAFAT
EKSISTENSIALISME
Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas semester satu mata kuliah “Filsafat
Umum”
(blablabla)
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdullilah penyusun ucapkan ke hadirat
allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, taufiq serta hidayahnya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW,keluarga beserta sahabat-sahabatnya dan para
pengikut beliau yang telah ikhlas memeluk agama Allah SWT dan mempertahankannya
sampai akhir hayat dan kita berharap semoga diakui umatnya dan tergolong
orang-orang yang mendapat syafa’at beliau min yaumina hadza ila yaumil
qiyamah amin.
Alhamdulillah makalah yang berjudul ”Filsafat
Eksistensialisme” dapat kami selesaikan
sesuai dengan waktu yang telah di tentukan .Oleh karena itu, penyusun
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Mohammad Rizqon Hamami, M.Fil sebagai dosen pengampu yang
telah memberikan materi serta pengarahan sehingga makalah ini bisa
terselesaikan.
2. Seluruh pihak yang terkait dalam penyelesaian tugas ini.
Semoga segala bimbingan dan bantuan yang telah di berikan
dapat menjadi amal hasanah, maslahah dan mendapatkan ridho dari allah SWT
teriring do’a: Jazakumulloh khoirol jaza’ jazakumulloh ahsanal jaza’.
Sebagai penutup penyusun menyadari bahwa masih banyak
kekhilafan dan kekurangan dalam makalah ini,oleh sebab itu penyusun
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun. Semoga makalah ini
dapat berguna, bermanfa’at, barokah di dunia dan di akhirat amin.
Tulungagung, 30
September 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................
1
A. Latar
Belakang Masalah .................................................. 1
B. Rumusan
Masalah..............................................................
1
C. Tujuan
Penulisan .............................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 3
A. Definisi
Filsafat Eksistensialisme ...................................... 4
B. Inti
Pemikiran Filsafat Eksistensialisme .......................... 5
C. Tokoh-tokoh
Aliran Eksistensialisme .............................. 6
BAB III PENUTUP .................................................................................. 9
A. Kesimpulan
........................................................................ 9
B. Saran
.................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Keberadaan manusia
sering dibahas oleh para filosof, tak terkecuali filosof eksistensialis.
Filosof ini membahas tentang konsep kebaradaan manusia. Manusia dianggap
mempunyai perbadaan cara berada dengan hewan maupun tumbuhan.
Faham eksistensialis
disebarkan oleh seorang ateis, walaupun pendirinya tidak mengaku atheis. Konsep-konsep
mengenai keberadaan manusia dan perlakuan atheis muncul pada realita saat ini.
sampel yang muncul misalnya orang orang barat mampu mengekspresikan, mampu
mengeluarkan jati dirinya walaupun tanpa bimbingan tuhan.
Dari permasalahan latar
belakang diataslah yang akan membuat penyusun akan membahas konsep keberadaan
atau Filsafat Eksistensialisme serinci
mungkin.
B. Rumusan
Masalah
Dari uraian diatas
dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana Definisi dari Filsafat
Eksistensialisme?
2.
Bagaimana inti pemikiran-pemikiran
eksistensialisme?
3.
Siapa saja tokoh flsafat
eksistensialisme dan bagaimana pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh tersebut?
C. Tujuan
Penulisan
tujuan dari pembuatan
makalah ini secara umum yaitu untuk menambah wawasan mengenai filsafat
khususnya Filsafat Eksistensialisme kepada Mahasiswa dan khalayak. Sedangkan
secara khusus tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.
Untuk memahami definisi dari filsafat
Eksistensialisme
2.
Untuk mengetahui inti pemikiran-pemikiran eksistensialisme
3.
Siapa saja tokoh flsafat
eksistensialisme dan bagaimana pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Filsafat Eksistensialisme
Filsafat Eksisensialisme
merupakan aliran filsafat yang berbeda dengan filsafat lainnya.
Eksistensialaisme melebihkan fokusnya pada eksistensi dan menyampingkan esensi.
Filsafat ini mulai dikenal pasca perang dunia kedua dimana
pemberitaan-pemberitaan surat kabar membicarakan topik ini. Mereka menganggap
filsafat ini filsafat yang aneh, sehingga muncullah ide
para wartawan tersebut untuk mengkaji filsafat aneh (eksistensialisme) ini.
Istilah Eksistensi berasal dari
kata Existere (eks=keluar,
sistere=berada). Dengan demikian, Eksistensi memeiliki arti sebagai “sesuatu
yang sanggup keluar dari keberadaannya” atau “sesuaatu yang mampu melampaui
dirinya sendiri”. Dalam kenyataan hidup sehari-hari tidak ada sesuatupun yang
mempunyai ciri-ciri atau karakter existere,
selain manusia. Hanya manusia yang mampu bereksistensi. Hanya manusia yang
mampu keluar adri dirinya, melampaui keterbatasan biologis dan lingkungan
fisiknya, berusaha terkukung oleh segala
keterbatasan yang dimilikinya. Oleh sebab itu , para eksistensialis menyebut
manusia sebagai suatu proses “menjadi”, gerak aktif dan dinamis.[1] Secara
Terminologis Eksistensialisme adalah sebuah gerakan filsafat penentang
esensialisme. Ada yang berpendapat pula bahwa filsafat eksistensialisme adalah
filafat yang memandang segala gejala
dengan berpangkal pada eksistensi.
Pada sumber lain dijelaskan
bahwa kata eksistensialisme berasal dari kata dasein . Da beerarti disana, sein berarti berada. Berada bagi manusia selalu berarti disana, di
tempat. Tidak maungkin manusia tidak bertempat. Bertempat berarti terlibat
dalam alam jasmani, bersatu dengan alam jasmani. Akan tetapi bertempat bagi
manusia tidaklah sama dengan bertempat bagi pohon ataupun kayu. Manusia akan
selalu sadar akan tempatnya. Dia saar bahwa ia menmpati. Ini berarti suatu
kesibukan, kegiatan, melibatkan diri. Dengan demikain, manusia sadar akan
dirinya sendiri. Jadi dengan keluar dari dirinya sendiri manusia sadar tentang
dirinya sendiri, ia berdiri sebagai Aku atau pribadi. [2]
Tujuan dari eksistensialisme
itu sendari mencoba menjawab pertanyaan bagaimana manusia seharusnya hidup
sesudah ilusi tentang kebebasannya hancur berantakan oleh mala petaka yang
begitu banyak sejarah. Selain itu filsafat eksistensialisme melawan pandangan-padangan
yang menempatkan manusia pada tingkat impersonal atau abstrak. Eksistensi
juga bereaksi terhadap rasionalisme
zaman pencerahan, dan filsafat jerman, Kantianisme, dan Positivisme yang masih
terbentuk yang menyebar luas pada abad ini.[3]
Ada beberapa ciri yang dimiliki
Filsafat eksistensialis, diantaranya:
1.
Motif pokok adalah apa yang disebut eksistensi,
yaitu dengan cara manusia berada.
2.
Bereksistensi harus diartikan dinamais.
Bereksistensi berarti menciptakan dirinya secara Aktif. Bereksistensi berarti
berbuat, menjadi, merencanakan.
3.
Didalam filsafat eksitensialisme manusia dipandang
sebagai makhluk yang terbuka. Manusia adalah realitas yang belum usai, yang
masih dibentuk. Ada hakikatnya manusia terikat pada dunia sekitar,
terlebih-lebih pada sesama manusia.
4.
Filsfat eksistensialisme memberi tekanan pada
pengalaman konkret.
Dari uraian tersebut filsafat
eksistensialisme berusaha membuktikan bahwasannya manusia adalah merupakan Subjek dan meletakkan selain manusia itu
adalah Objek Pemikiran belaka.
B. Inti Pemikiran Filsafat Eksistensialisme
Berbeda dengan
aliran-aliran filsafat lain, eksistensialisme tidak membahas esensi manusia secara abstrak, melainkan secara
spesifik meneliti kenytaan konkret manusia sebgaimana manusia itu sendiri
berada dalam dunianya. Eksistensialisme tidak mencari esensi atau subtansi yang
ada dibalik penampakan manusia, melainkan hendak mengungkap eksistensi
sebagaimana yang dialami oleh manusia itu sendiri. Esensi mengacu pada abstrak,
umum, statis. Sebaliknya eksistensi justru mengacu pada sesuatu yang kongkret,
individual, dan dinamis.
Ajaran Filsafat Eksistensialisme
tidak terlepas dari sejarah terbentuknya fisafat ini. Sifat Metterialisme
ternya merupakan salah satu permasalahnnya. Eksistensialisme sangat bertolak
belakang degan filsafat ini. Dalam pandangan materialisme, baik yang kolot
maupun yang modern, manusia akhirnya adalah benda seperti halnya kayu dan
batumenurut bentuknya memang manusia lebih nggul ketimbang sapi, batu ataupun
pohon, akan tetapi pada eksistensinya mansuia sama saja dengan sapi, sapi,
pohon, atau batu. Nah, disilah bagian ajaran materialisme itu ditentang oleh
aliran eksistensalisme. Menurut pandaangan eksistensialisme masusia merupakan Subjek dalam artian yang menyadari, yang
sadar. Barang-barang yang disadarinya disebut dengan objek..
Eksistensialisme juga lahir
sebagai reaksi dari Idealisme. idealisme menganggap bahwasanya aspek yang
dilebh-lebihkan adalah aspek Pikiran. Dapat dikatakan bahwasanya idealisme ini
mengagungkan pikiran (akal). Bibit Idealisme telah ada sejak Plato, tetapi
pembuka jalan bagi idealisme yang sungguh-sungguh adalah Deskrates. Dalam
pandangan Descrates, manusia itu disamakan dengan kesadarannya. Kesadaran itu
tidak berhubungan sama sekali dengan dengan alam jasmani. Di dalam kesadaran
itu terdapat idea-idea.
C. Tokoh-tokoh Eksistensialisme
- Soren Aabye Kiergkegaard (1813-1855)
Dalam perjalanan
Kiergeaard, dia mengagumi filsafat idealisme (hegel). Filsafat Hegel
sangat mengagumkan karena mampu memberikan jawaban yang sangat mendalam dan
menyeluruh tentang sejarah umat manusia dalam perspektif yang sama sekali baru
pada waktu itu. Tetapi lambat laun dia sadar bahwa mencari jawaban atas
persoalan-pesoalan manusia dalam kehidupan sehari-hari
tidaklah seperti apa yang digambarkan oleh Hegel.
Kiergeaard mengajukan keberatannya terhadap Hegel. hegel
meremehkan eksistensi yang konkret karena Hegel mengutamakan idea yang sifatnya
umum. Menurut Kiegeaard, manusia tidak pernah hidup sebagai sesuatu “Aku Umum”
tetapi “Aku Individual” yang sama sekali unik dan tidak dapat dijabarkan
kedalam sesuatu yang lain. Dengan demikian, Kiergeaard memperkenalkan istilah
“Eksistensi” dalam suatu arti yang
mempunyai peran besar pada abad ke-20. Hanya manusia yang mampu bereksistensi,
san eksistensi saya menjadi objek pemilihan baru. Bereksistensi ialah
bertindak. Tidak ada orang lain yang dapat menggantikan tempat saya untuk
bereksistensi atas nama saya.[4]karena
pemikirannya itulah Keargeaard disebut sebagi bapak eksistensialisme.
- Jean Paul sartre (1905-1980)
Pada tanggal 15 april 1980 dunia filsafat dikagetkan oleh
berita meninggal tokoh besar filsafat eksistensialisme, Yaitu J.P Sartre. Dia
menjadi mode dalam penyebaran aliran Eksistensialisme.
J.P Sartre lahir di paris ahun 1904. Ia pernah belajar di
Ecole Normale Superior pada tahun 1924-1928 di Leycees. Dari tahun
1933-1935 dia menjadi mahasiswa peneliti
pad Institut Francais di Berlin dan
Universitas Freigburg. Tatkala pcah perang tahun 1939, dia menggabungkan
diri dalam pasukan perancis, dan tahun
1940 dia ditangkap oleh Jerman. Kemuian dia dibebaska lagi di paris kembali.
Banyak karya-karyanya yang sudah terbit. Diantaranya
Novel yang berjudul La Nauses, Le Mur, L’etre et Le Neant, Buku Critique
de la Raison Diallectique. Dengan karya dan perjuangannya ini dia mendapat julukan Novelis dan demawan.
Mengenai pemikiran filsafat Eksistensialisme, bagi Sartre
eksistensi manusia mendahului esensinya pandangan memang agak melenceng dari
filsafat sebelum-sebelumya, sebab esensi sesuatu harus ada sebelum
keberadaannya. Contoh esensi lebih dulu
dibanding eksistensi, jika seseorang ingin membuat barang pasti ada konsepnya
(Pre-Eksistensi/esensi), kemudian mengaktualisasikan konsep-konsep itu pada
wujud kongkret (Eksistensi).
Sartre merupakan
Eksistensilis Ateis, dia menyakan bahwa bila tuhan tidak ada, maka
tinggal satu yang ada yang eksistensinya mendahului esensinya , suatu Ada yang
adanya sebelum ia dapat dikenal dengan
suatu konsep tentang dirinya.[5]
Manusia adalah yang pertama dari semua yang ada, menghadapi dirinya, menghadapi
dunia, dan mengenal dirinya sesudah itu. Bila manusia seorang eksistensialis
melihat dirinya sebagai tidak dapat dikenal, karena ia mulai dari ketiadaan.
Dia tetap tidak akan ada , samai suatu ketika
ia ada seperti yang diperbuatny terhadap dirinya. Oleh karena itu,
tidaklah ada kekhususan kemanusiaan karena tidak ada tuhan yang mengonsepkan
tentang manusia.
Manusia merdeka, bebas. Oleh karena itu bebas menentukan.
Manusia harus memutuskan. Dalam memtuskan saya tidak mempunyai bukti atau
alasan bahwa putusan itu benar. Hanya sayalah yang menjamin putusan saa itu
benar, tanpa bantuan orang lain, dan saya harus mempertanggung jawabkannya. Hal ini menimbulkan rasa takut.
Takut itu merupakan suasana batin yang pokok. Rasa takut ini dibedakan dari
gentar. Gentar ini jelas objeknya, sedngkan takut tidak menentu objeknya, tdak
jelas takut kepada apa. Takut itu datangnya tiba-tiba, secara tiba-tiba pula
takut itu menghilang. Seolah-olah manusia
itu takut kepada kepada yang tidak ada, seperti orang yang takut pada gelap.. takut ini sebenarnya
adalah takut kepada wujud. Wujud itulah yang mengasigkan manusia dan membuat
mansia itu sendiri terpencil.
Menurut pandangan Sartre hakikat keberadaan manusia itu
selalu berubah, selalu meluncur, selalu menuju yang kepada. Hakikat
penyangkalan itu dapat dirumuskan dalam kalmat ini: yang ada tidak dimaui, yang
dimai belum ada. Jadi manusia itu seperti orang yang mengejar bayangan.
Akan tetapi, hakikat kebereradaan manusia tidak seperti
itu. Sartre lupa bahawsanya manusia juga membangun. Sartre telah mengatakan
manusia itu bertanggung jawab. Ini berarti manusia harus membangun. Ia harus
membangun dirinya dan dunia. Bisa dikatakan bahwa Sartre disini belum cermat
dalam mengungkap hakikat keberadaan manusia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat Eksistensialisme adalah filsafat yang mengedepankan wujud.
Filsafat ini mendahulukan Eksistensi dibanding dengan Esensi. Inti dari ajaran
filsafat eksistensialis membedakan antara konsep keberadaan manusia dan
keberadaan selain manusia. Tokoh yang menganut aliran ini adalah J.P Sartre, S.A.
Keargaard.
B. Saran
Filsafat
eksistensialaisme merupakan filsafat wujud, ada sisi baik dari pemiktiran ini
yaitu konsep ada dan mengada. Ada dimiliki oleh selain menusia sedangkan
mengada merupakan proses manusia mencari jati diri. Manusia dianjurkan untuk
berfikir, alangkah baiknya jika seorang manusia mampu mengusai akalnya dengan
semestinya. Ditambah lagi bagi seorang muslim berusahalah menjadi muslim yang
berpegang teguh pada Islam dan sandingkan filsafat sebagai sisipan ilmu, karena
filsafat akan membantu anada dalam mengadakan interaksi ataupun dakwah di
lapangan. Insya Allah.
DAFTAR
PUSTAKA
Aiken, Henry D.2009.Abad Ideologi.Jogjakarta:Ar-Ruzz
Media
Abidin, Zaenal.2009.Filsafat
Manusia Memahami Manusia Mengkaji Filsafat.Bandung: Remaja Rodsa Karya
Bagus, Loren.2005.Kamus Filsafat.Jakarta:
Gramedia
Surajiwo,2012.Ilmu
Filsafat Suatu Pengantar.Jakarta: PT. Bumi Aksara
[1] Zaenal Abidin,Filsafat
Manusia Memahami Manusia Mengkaji Filsafat (Bandung: Remaja Rodsa Karya,
2009), hlm. 33.
[2]
Ahmad Tafsir.Filsafat Umum Akal dan
Hati Sejak Thales Samapai Capra. (Bandung:PT. Remaja Rosda Karya) Hlm.218
[4] Ahmad
Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, (Bandung:PT.
Remaja Rosda Karya,2010) hlm 222.
[5] Ahmad
Tafsir. Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra,...hlm.
226.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar