Senin, 08 Januari 2018

Fenomena Ayat-Ayat cinta 2


 
Ayat-ayat cinta sebuah film yang diadopsi dari novel karya kang abik alias habibur Rahman elsyirazi. Penayangannya pun tidak kalah dengan seri film sebelumnya. Setiap yang menonton pasti berurai air sebab alurnya dibumbuhi dengan perjuangan cinta aisyah yang menyamar sebagai Sabena. ia malu menjadi istri dari seorang yang berhati malaikat yakni fahri. Wajah aisyah sudah buruk lalu ia membiarkan fahri menikahi hulya keponakan Aisyah. Singkat cerita fahri dan aisyah tetap menjadi pasangan suami istri yang romantic dan sesuai dengan syariat islam.
Film ini sarat dengan nilai-nilai keislaman yang sifatnya historis traumatic. Dua kata tersebut bermakna secara tersirat dimana islam yang mempunyai sejarah yang menjadikan islam dipandang dengan sebelah mata. Sejarah ini berupa aksi terorisme berupa pemboman di daerah benua Eropa ataupun di Amerika. Sosok Fahri dalam AAC2 berwatakkan muslim yang toleran namun warga sekitar banyak yang belum bisa menerima keberadaannya. Setiap kali ia bertemu dengan orang non muslim selalu ditunjuk-tunjuk “kamu tidak pantas di sini pergi”. Bukan sambutan hangat melainkan sambutan dingin dari mereka.
Ketoleransian fahri dapat dilihat dari perilakunya. Pertama fahri menolong nenek Catrina selama diusir oleh anak tirinya. Rumah nenek Catrina dijadikan jaminan judi sehingga ia tidak mempunyai rumah lagi. Hati fahri sangat terbuka mengajak nenek untuk hidup seatap. Walaupun sebenarnya nenek tersebut pernah berfikiran kalau fahri sempat berbuat zina dengan tetangganya yang bernama Brenda. Padahal fahri tersebut Cuma menolongnya dari dinginnya malam dengan cara memberikan slimut dan bantal.
Kedua, memberikan bantuan bimbingan belajar biola secara Cuma-Cuma dengan pakarnya.  Fahri mengabulkan cita-cita keira menjadi pemain biola yang handal. Bahkan keira sendiri sempat bernazar kalau yang membantunya perempuan  maka akan ia jadikan saudara dan kalau ia laki-laki akan dijadikan suaminya. Fahri meminta keira untuk mencabut nazarnya. Fahri Ikhlas menolongnya. Keira ditolong fahri padahal keira adalah seorang yang sangat membenci islam sebab ayahnya mati dibunuh oleh seorang muslim.
Fahri bukan berarti melupakan muslim. Ia juga mengurusi orang-orang pelegalan penduduk eropa dan memberikan pekerjaan kepada yang membutuhkan. Ini dapat dilihat dari kepiawaiannya dalam memanajemen kehidupan. Ia selain dosen juga merangkap sebagai wirausahawan. Ini terbukti dengan adanya mini market yang didirikan oleh fahri.
Fahri memang gambaran dari al-Qur’an yang mengajarkan kepada umat muslim agar saling tolong-menolong dalam hal kebaikan. Non muslim bukan berarti orang yang harus dijauhi dan dimusnahkan. Rasulpun memberi contoh dengan cara tidak memerangi kafir sebelum si kafir sendiri yang memulai peperangan. Zaman sekarang mulai berbeda. Banyak umat islam yang toleran dianggap sangat pro dengan non muslim sehingga orang yang toleransi dianggap mudah dipengaruhi.
Toleransi bukan sekedar kata yang mudah diucapkan. Kata ini membutuhkan ilmu yang tidak sedikit. Mereka yang toleransi harus berbekal wawasan keislaman yang luas. Sehingga mereka yang mudah memberikan toleransi mempunyai alasan yang kuat untuk memperkuat agama islam dan sesuatu yang ada disekelilingnya.
Sebagai pamungkas, kisah fahri ini tidak menyeleweng dari QS Al-Mumtahanah: 8 dan QS Al-Maidah: 2. Pesan dari ayat ini sesuai dengan perilaku fahri yang menebarkan kedamaian dan kasih sayang. Sesuatu yang harus dimusuhi adalah permusuhan itu sendiri.
terimakasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar