Ayat-ayat cinta sebuah film yang diadopsi dari novel
karya kang abik alias habibur Rahman elsyirazi. Penayangannya pun tidak kalah
dengan seri film sebelumnya. Setiap yang menonton pasti berurai air sebab alurnya
dibumbuhi dengan perjuangan cinta aisyah yang menyamar sebagai Sabena. ia malu
menjadi istri dari seorang yang berhati malaikat yakni fahri. Wajah aisyah
sudah buruk lalu ia membiarkan fahri menikahi hulya keponakan Aisyah. Singkat cerita
fahri dan aisyah tetap menjadi pasangan suami istri yang romantic dan sesuai
dengan syariat islam.
Film ini sarat dengan nilai-nilai keislaman yang
sifatnya historis traumatic. Dua kata tersebut bermakna secara tersirat dimana
islam yang mempunyai sejarah yang menjadikan islam dipandang dengan sebelah
mata. Sejarah ini berupa aksi terorisme berupa pemboman di daerah benua Eropa ataupun
di Amerika. Sosok Fahri dalam AAC2 berwatakkan muslim yang toleran namun warga
sekitar banyak yang belum bisa menerima keberadaannya. Setiap kali ia bertemu
dengan orang non muslim selalu ditunjuk-tunjuk “kamu tidak pantas di sini pergi”.
Bukan sambutan hangat melainkan sambutan dingin dari mereka.
Ketoleransian fahri dapat dilihat dari perilakunya. Pertama fahri menolong nenek Catrina
selama diusir oleh anak tirinya. Rumah nenek Catrina dijadikan jaminan judi
sehingga ia tidak mempunyai rumah lagi. Hati fahri sangat terbuka mengajak
nenek untuk hidup seatap. Walaupun sebenarnya nenek tersebut pernah berfikiran
kalau fahri sempat berbuat zina dengan tetangganya yang bernama Brenda. Padahal
fahri tersebut Cuma menolongnya dari dinginnya malam dengan cara memberikan
slimut dan bantal.
Kedua, memberikan
bantuan bimbingan belajar biola secara Cuma-Cuma dengan pakarnya. Fahri mengabulkan cita-cita keira menjadi
pemain biola yang handal. Bahkan keira sendiri sempat bernazar kalau yang
membantunya perempuan maka akan ia
jadikan saudara dan kalau ia laki-laki akan dijadikan suaminya. Fahri meminta
keira untuk mencabut nazarnya. Fahri Ikhlas menolongnya. Keira ditolong fahri
padahal keira adalah seorang yang sangat membenci islam sebab ayahnya mati
dibunuh oleh seorang muslim.
Fahri bukan berarti melupakan muslim. Ia juga
mengurusi orang-orang pelegalan penduduk eropa dan memberikan pekerjaan kepada
yang membutuhkan. Ini dapat dilihat dari kepiawaiannya dalam memanajemen
kehidupan. Ia selain dosen juga merangkap sebagai wirausahawan. Ini terbukti
dengan adanya mini market yang didirikan oleh fahri.
Fahri memang gambaran dari al-Qur’an yang
mengajarkan kepada umat muslim agar saling tolong-menolong dalam hal kebaikan. Non
muslim bukan berarti orang yang harus dijauhi dan dimusnahkan. Rasulpun memberi
contoh dengan cara tidak memerangi kafir sebelum si kafir sendiri yang memulai
peperangan. Zaman sekarang mulai berbeda. Banyak umat islam yang toleran
dianggap sangat pro dengan non muslim sehingga orang yang toleransi dianggap
mudah dipengaruhi.
Toleransi bukan sekedar kata yang mudah diucapkan. Kata
ini membutuhkan ilmu yang tidak sedikit. Mereka yang toleransi harus berbekal
wawasan keislaman yang luas. Sehingga mereka yang mudah memberikan toleransi
mempunyai alasan yang kuat untuk memperkuat agama islam dan sesuatu yang ada
disekelilingnya.
Sebagai pamungkas, kisah fahri ini tidak menyeleweng
dari QS Al-Mumtahanah: 8 dan QS Al-Maidah: 2. Pesan dari ayat ini sesuai dengan
perilaku fahri yang menebarkan kedamaian dan kasih sayang. Sesuatu yang harus
dimusuhi adalah permusuhan itu sendiri.
terimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar